Senin, 14 Agustus 2017

Mengintip Rahasia Kehebatan Ducati di Trek Lurus MotoGP

Ducati tampil dominan di MotoGP Italia, Minggu (4/6/2017) malam WIB. Andrea Dovizioso berhasil memijak podium tertinggi di MotoGP seri Italia yang sempat berlangsung sengit di sirkuit Mugello.


Di Sirkuit Mugello, Minggu (4/6/2017), awalnya Maverick Vinales, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo saling salip untuk memperebutkan posisi terdepan. Vinales dan Rossi masih tetap di barisan depan, namun Lorenzo justru semakin lama semakin lambat sehingga tercecer. Dovizioso lantas menyeruak di pertengahan balapan bersama dengan Petrucci. Sampai akhirnya, Dovizioso berhasil melintasi garis finis tercepat sekalipun dibayangi Vinales. Dovizioso pun tercatat sebagai orang Italia pertama yang menang di Mugello dengan Ducati.

Andrea DoviziosoAndrea Dovizioso Foto: Getty Images Sport/Mirco Lazzari gp

Karakter sirkuit Mugello dengan trek lurus yang panjang memang memberikan keuntungan tersendiri bagi Ducati. Ducati terkenal kuat di lintasan lurus. Bahkan, rider Ducati beberapa kali memanfaatkan trek lurus sepanjang 1.141 meter di lintasan start/finish di sirkuit Mugello untuk menyalip pebalap lainnya. Dan rata-rata rider Ducati berhasil menyalip rider lainnya di lintasan lurus tersebut.

Dari data yang dirilis MotoGP, motor-motor Ducati berhasil mencatatkan kecepatan tertinggi di Mugello. Urutan 6 teratas kecepatan tertinggi di Mugello diraih oleh motor-motor Ducati yang rata-rata menyentuh angka lebih dari 352 km/jam. Urutan pertama peraih kecepatan tertinggi di MotoGP Mugello 2017 adalah Michele Pirro dari Ducati Team dengan kecepatan tertinggi 354,7 km/jam. Di urutan kedua ada Jorge Lorenzo dengan kecepatan tertinggi 353,8 km/jam.

CEO Ducati Claudio Domenicali menghargai torehan positif Ducati di MotoGP Italia. Dia menilai, hasil luar biasa ini merupakan penghargaan atas semua kerja keras dan pengorbanan yang dilakukan oleh tim Ducati Corse selama beberapa bulan terakhir.



Claudio dan pebalap Ducati merayakan podiumClaudio dan pebalap Ducati merayakan podium Foto: Ducati


"Dan saya ingin mendedikasikan kemenangan indah ini untuk mereka. Di Mugello, kami melihat dua motor Ducati dan dua pebalap Italia di podium, bersama Andrea di podium teratas. Hari ini kami memiliki motor yang luar biasa dan Dovizioso mencetak hasil yang luar biasa. Ini adalah hasil kerja tim yang hebat, dan saya pikir semua orang Italia akan bangga karenanya," kata Domenicali.

Melansir laman resmi Ducati, kecepatan motor balap Ducati Desmosedici GP disokong oleh mesin Liquid-cooled, V4 90°, four-stroke, evo desmodromic DOHC, four valves per cylinder berkapasitas 1.000 cc. Tenaga maksimalnya bisa mencapai 250 daya kuda lebih dengan kecepatan maksimal lebih dari 350 km/jam.

Sebagai pembanding, motor Yamaha YZR-M1 menggunakan mesin empat silinder segaris 1.000 cc dengan crankshaft crossplane bertenaga lebih dari 240 daya kuda (dikutip dari laman Yamaha MotoGP), dan motor Honda RC213V menggunakan mesin liquid-cooled, four-stroke, DOHC 4 valve, V-4 1.000 cc bertenaga lebih dari 240 daya kuda (dikutip dari laman Honda Racing Corporation). Jadi dari sisi tenaga kuda, Ducati pasti menang.

Motor Ducati di MotoGPPebalap Jorge Lorenzo dengan motor Ducati di MotoGP Foto

Tapi, dibanding rival-rivalnya, motor MotoGP Ducati kalah di tikungan. Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti mengonfirmasi bahwa motor Desmosedici GP 17 masih memiliki kelemahan ketika memasuki tikungan, dan tim Ducati masih terus berusaha maksimal memperbaikinya.

"Masalah utamanya tetap pada kecepatan ketika menikung. Saat pebalap melepaskan rem dan memasuki tikungan, motor cenderung melebar dan pebalap harus tetap merebahkan motornya untuk waktu yang lebih lama sambil memainkan gas," kata Ciabatti dikutip bikesportnews.

Ciabatti mengakui, ada beberapa sirkuit di mana Ducati lebih kuat, tapi di lain sirkuit kurang kuat. Dan sirkuit Mugello, kata dia, adalah salah satu sirkuit yang cocok untuk Desmosedici berkat pengeremannya yang panjang, lurus dan kuat.

Infografis DucatiInfografis Ducati Foto

CEO Ducati Claudio Domenicali saat ngobrol dengan detikOto dan beberapa wartawan dari Indonesia pernah bercanda, kalau saja sirkuit MotoGP semuanya adalah trek lurus, Ducati akan menang dengan mudah di MotoGP.

"Kami sedang berusaha mencoba mengajak promotor MotoGP supaya treknya dibuat lurus semua. Itulah solusi paling mudah mengatasi masalah (di tikungan) ini, hahaha," selorohnya tahun 2015 lalu.

Dalam balapan MotoGPkemarin, kita bisa melihat beberapa pebalap yang menggunakan motor Ducati termasuk Andrea Dovizioso seperti kewalahan dengan tenaga besar Ducati saat akan memasuki tikungan. Ban motor sering kali terlihat bergoyang saat pebalap harus melakukan pengereman dari kecepatan sekitar 340 km per jam, menjadi 90 km per jam di tikungan.

Berikut spesifikasi lengkap Ducati Desmosedici GP
Engine: Liquid-cooled, 90° V4, four-stroke, evo desmodromic DOHC, four valves per
cylinder
Capacity: 1.000 cc
Maximum power: Over 250hp
Maximum speed: Over 350 km/h (218 mph)
Transmission: Ducati Seamless Transmission (DST_EVO). Chain final drive
Carburation: Indirect electronic injection, four throttle bodies with injectors above
and below the butterfly valves. Throttles operated by the new EVO 2 TCF (Throttle
Control & Feedback) system
Fuel: Shell Racing V-Power
Lubricant: Shell Advance Ultra 4
Exhaust: Akrapovic
Final Drive: D.I.D Chain
Frame: Aluminium alloy evo twin-spar
Suspension: Öhlins inverted 48mm front fork and Öhlins rear shock absorber,
adjustable for preload, new factory evolution damping system
Electronics: Magneti Marelli ECU programmed with Dorna Unified Software
Tyres: Michelin 17" front and rear
Brakes: Brembo, two 340mm carbon front discs with four-piston callipers. Single
stainless steel rear disc with two-piston calliper
Dry weight: 157 kg (346.1 lbs.)

Ducati Pakai Fairing Baru di MotoGP, Bikin Tambah Cepat?

Ducati - Merek motor asal Italia, Ducati terus memperbaiki kinerja motornya khususnya yang digunakan pada ajang balap MotoGP. Jika sebelumnya menggunakan winglet, Ducati kini mengenalkan teknologi baru yaitu fairing aerodinamis.


Fairing baru itu terlihat pada sesi latihan GP Brno dan memang diperuntukkan untuk mengganti winglet yang kontroversial. Fairing baru tersemat pada motor milik pebalap asal Spanyol, Jorge Lorenzo. Di trek kering Lorenzo melahap beberapa lap menggunakan fairing baru dan lebih cepat dibanding sebelumnya.

Fairing baru ini dirancang memiliki dua elemen yang memanjang di kedua sisi motor tepat di atas roda depan. Hanya Lorenzo yang menggunakannya, sementara rekan setimnya Andrea Dovizioso belum.

Dalam balapan kemarin di Sirkuit Brno, Ceko, Minggu (6/8/2017), Lorenzo sempat berada di depan. Namun perubahan kondisi lintasan yang sangat cepat, dari lembap ke kering, mengacaukan semua strategi awal pebalap, termasuk Lorenzo.

Ketika Lorenzo masuk pit, motor keduanya ternyata belum siap dipakai. Para teknisi Ducati masih sibuk mengubah setelan motornya sehingga Lorenzo pun harus menunggu.

Lorenzo pada akhirnya mengendarai motor dengan setelan yang belum sempurna. Setelan motornya masih setengah basah setengah kering ketika kondisi lintasan terus mengering.

Sempat terlempar hingga posisi ke-19, Lorenzo akhirnya cuma mampu meraih satu poin setelah finis di posisi ke-15 lantaran menunggangi motor yang kurang ideal

Ketika Dovizioso Sukses Mengakali Marquez

Motogp 2017 - Andrea Dovizioso sudah mengantisipasi manuver agresif Marc Marquez di tikungan terakhir. Maka dia menyiapkan rencana dan berakhir dengan sukses.


Dovizioso terlibat pertarungan ketat deengan Marquez di MotoGP Austria, Minggu (13/8/2017) malam WIB. Puncak pertarungan keduanya terjadi di tikungan terakhir, ketika Marquez melakukan manuver agresif dari jalur dalam dan berupaya mendesak Dovizioso ke jalur luar.

Manuver itu rupanya sudah diperkirakan Dovizioso akan dilakukan rivalnya dari Repsol Honda tersebut. Maka pebalap Ducati inipun membiarkan Marquez meluncur dari dalam dan melewatinya, untuk kemudian melewati belakangnya dan mempertahankan posisi pertama.

"Saya kehilangan terlalu banyak waktu di tikungan-tikungan ke kiri, jadi saya harus menutup semua jalur. Karena saya tak bisa mendengarkan suara mesinnya di belakang saya, saya tak tahu Marquez ada di mana pada awalnya," Dovizioso mengungkapkan seperti dikuip GPOne.

"Saya melambatkan laju, jadi dia lebih dekat dengan saya. Tidak mengerem sampai batas pengereman di tikungan kedua terakhir, adalah sebuah tindakan yang saya putuskan dengan berpikir secara masak-masak."

"Karena kalau saya melakukan itu, kami berdua akan melaju ke luar lintasan dan dia, karena berada di bagian dalam, bakal memenanginya," dia menambahkan.

Kemenangan di Red Bull Ring ini jadi kemenangan ketiga Dovizioso di musim ini. Dia sementara ada di posisi dua klasemen dengan nilai 158, di belakang Marquez yang punya 174 poin.

Masalah Ban Kembali Hantui Rossi

Motogp 2017 - Valentino Rossi harus puas cuma finis ketujuh di MotoGP Austria. Dia menyebut balapan ini amat berat untuknya dan para pebalap Yamaha lainnya.


Rossi finis ketujuh meski awalnya sempat cukup kompetitif di depan pada balapan di Red Bull Ring, Minggu (13/8/2017) malam WIB. Sampai putaran ke-12, rider Movistar Yamaha ini masih di posisi empat, tapi kemudian melebar dan tercecer ke posisi keenam dan finis di urutan tujuh.

Meski mulanya menunjukkan potensi bagus untuk bersaing di depan, tapi Rossi dalam perjalanannya kesulitan memulihkan jarak selepas melebar. Dua pebalap bermesin Yamaha lain di depannya, Johann Zarco dan Maverick Vinales, juga tak bisa berbuat banyak untuk mendekati rombongan terdepan.

Rossi menyebut problem ban belakang kembali menghantui di seri ini. YZR-M1 masih terlalu menguras ban belakang.

"Itu adalah balapan yang sulit baik untuk saya dan Maverick. Kami sempat berpikir bahwa kami lebih cepat, tapi segala sesuatunya berjalan berbeda. Tapi saya tak punya penyesalan," Rossi mengungkapkan seperti dikutip GPOne.

"Kalau saya harus memulai balapan lagi dalam sejam, saya akan menggunakan ban dan setelan yang sama. Ban belakang hard adalah pilihan yang benar untuk saya, bahkan, di 10 lap pertama saya melaju kencang, seperti di FP4."

"Setelah 12 atau 13 lap, performa bannya jauh menurun. Motor jadi susah ditunggangi dan di akhir balapan, saya sungguh ada dalam masalah. Kami menekan ban belakang terlalu banyak, itulah masalah utama yang perlu kami atasi," dia menambahkan.

Rossi mulanya memperkirakan Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo, dan Zarco akan menurun di fase akhir karena menggunakan ban belakang soft. Tapi ketiganya mampu mengatur penggunaan dengan baik.

"Saya merasa dalam kondisi bagus di 10 lap pertama. Saya sempat mencatatkan putaran tercepat kedua setelah Zarco. Saya berupaya tapi saat itu merasa optimistis," Rossi menyambung ucapannya.

"Johann dan dua pebalap Ducati memakai ban soft dan saya sempat berpikir mereka bakal mengalami penurunan performa ban. Saya awalnya berpikir bakal mampu bertarung untuk podium."

"Tapi Zarco mampu menjaga ban karena dia punya gaya membalap yang halus dan bobotnya lebih ringan, sementara Maverick dan saya lebih agresif. Dovi mirip dengan kami, tapi motor Ducati tak terlalu menekan bannya."